Bowven House berdiri di atas lahan mengantong dengan kontur yang cukup dinamis di Samarinda, Kalimantan Timur. Kondisi tapak yang tertutup dari jalan utama menjadikan bangunan ini tidak memiliki fasad langsung ke arah depan, melainkan menampilkan dirinya dari arah halaman masjid yang berada di sisi samping—menciptakan pengalaman visual yang lebih subtil dan bertahap saat bangunan mulai tersingkap.

Pendekatan desain diarahkan untuk menyiasati keterbatasan frontage dengan membangun narasi spasial yang bergerak dari tertutup menuju terbuka. Saat memasuki area dalam, bangunan memperlihatkan permainan massa yang ekspresif dan berlapis, memanfaatkan kontur tapak sebagai bagian dari dinamika bentuk. Massa bangunan disusun secara terfragmentasi: bidang vertikal masif dikombinasikan dengan volume lengkung bertekstur kasar yang menjadi karakter utama komposisi. Elemen melengkung tersebut tidak hanya berfungsi sebagai penanda visual, tetapi juga menyatukan area transisi antara lantai berbeda akibat perbedaan ketinggian tanah.