Tim Arsitek: Arya Fitrah, Nuni Andaresta Hide ListExpand List
Berada di tengah lingkungan urban daerah Pekalongan yang padat, Inara House didesan dengan pendekatan bentuk geometris yang kuat dan eksploratif. Permainan geometrinya bukan sekadar estetika, tetapi juga mencerminkan strategi desain meningkatkan keterbukaan dengan menjaga privasi sehingga memungkinkan menikmati taman dengan nyaman di lingkungan pemukiman yang cukup padat. Dinding membentuk batas ruang yang dapat memberikan kesan luas dan sempit. Batasan tersebut juga dapat memberikan intensi rasa seperti berada di luar.
Fasad terdiri dari dua massa utama berbentuk prisma segi empat yang menonjol secara asimetris dari sisi kiri dan kanan lantai dua. Kedua massa ini menjorok ke depan, menciptakan bingkai bukaan jendela, menjadikan bukaan tersebut bagian dari komposisi geometri yang terbentuk. Dinding melengkung berbentuk setengah silinder, yang muncul sebagai elemen kontras terhadap dominasi garis lurus. Geometri melengkung ini memberikan keseimbangan visual dan menjadi titik fokus massa di atasnya. Bentuk atap Inara House dibuat tampak menggantung tanpa sentuhan langsung ke massa utama di bawahnya. Efek “melayang” ini dicapai melalui beberapa pendekatan desain: (1) setback bidang dinding, (2) penggunaan material gelap pada underside atap. Ilusi ini memperkuat kesan ringan dan elegan, seolah rumah ini terbuka namun tetap terlindungi.
Inara House menerapkan pendekatan ruang yang tidak konvensional untuk merespons karakter tapak, orientasi matahari, dan kebutuhan privasi pemilik. Salah satu keputusan desain yang mencolok adalah penempatan carport di sisi belakang bangunan, sementara zona kamar tidur (kamar tidur utama di lantai 1 dan kamar anak di lantai 2) justru diletakkan di bagian depan rumah, menghadap langsung ke jalan dan mendapatkan pencahayaan alami. Penempatan kamar tidur di depan ini mempertimbangkan kebutuhan akan sirkulasi udara alami dan view terbuka, sekaligus menjauhkan zona privat dari area publik dan parkir.
Area tengah rumah menjadi jantung aktivitas keluarga. Di sini terdapat ruang keluarga, ruang makan, dan dapur yang saling terhubung dalam layout terbuka. Sebuah taman dalam (innercourt) hadir sebagai sumbu pencahayaan alami dan ventilasi silang, serta memberi kualitas ruang yang lega meski berada di tengah pemukiman padat. Berbeda dari konfigurasi rumah umumnya, carport ditempatkan di sisi paling belakang tapak — akses masuk dilakukan melalui jalan samping yang memungkinkan kendaraan langsung masuk ke carport di belakang rumah. Strategi ini memungkinkan fasad utama terbebas dari dominasi visual kendaraan.
Inara House
Hide ListExpand List
Berada di tengah lingkungan urban daerah Pekalongan yang padat, Inara House didesan dengan pendekatan bentuk geometris yang kuat dan eksploratif. Permainan geometrinya bukan sekadar estetika, tetapi juga mencerminkan strategi desain meningkatkan keterbukaan dengan menjaga privasi sehingga memungkinkan menikmati taman dengan nyaman di lingkungan pemukiman yang cukup padat. Dinding membentuk batas ruang yang dapat memberikan kesan luas dan sempit. Batasan tersebut juga dapat memberikan intensi rasa seperti berada di luar.
Fasad terdiri dari dua massa utama berbentuk prisma segi empat yang menonjol secara asimetris dari sisi kiri dan kanan lantai dua. Kedua massa ini menjorok ke depan, menciptakan bingkai bukaan jendela, menjadikan bukaan tersebut bagian dari komposisi geometri yang terbentuk. Dinding melengkung berbentuk setengah silinder, yang muncul sebagai elemen kontras terhadap dominasi garis lurus. Geometri melengkung ini memberikan keseimbangan visual dan menjadi titik fokus massa di atasnya. Bentuk atap Inara House dibuat tampak menggantung tanpa sentuhan langsung ke massa utama di bawahnya. Efek “melayang” ini dicapai melalui beberapa pendekatan desain: (1) setback bidang dinding, (2) penggunaan material gelap pada underside atap. Ilusi ini memperkuat kesan ringan dan elegan, seolah rumah ini terbuka namun tetap terlindungi.
Inara House menerapkan pendekatan ruang yang tidak konvensional untuk merespons karakter tapak, orientasi matahari, dan kebutuhan privasi pemilik. Salah satu keputusan desain yang mencolok adalah penempatan carport di sisi belakang bangunan, sementara zona kamar tidur (kamar tidur utama di lantai 1 dan kamar anak di lantai 2) justru diletakkan di bagian depan rumah, menghadap langsung ke jalan dan mendapatkan pencahayaan alami. Penempatan kamar tidur di depan ini mempertimbangkan kebutuhan akan sirkulasi udara alami dan view terbuka, sekaligus menjauhkan zona privat dari area publik dan parkir.
Area tengah rumah menjadi jantung aktivitas keluarga. Di sini terdapat ruang keluarga, ruang makan, dan dapur yang saling terhubung dalam layout terbuka. Sebuah taman dalam (innercourt) hadir sebagai sumbu pencahayaan alami dan ventilasi silang, serta memberi kualitas ruang yang lega meski berada di tengah pemukiman padat. Berbeda dari konfigurasi rumah umumnya, carport ditempatkan di sisi paling belakang tapak — akses masuk dilakukan melalui jalan samping yang memungkinkan kendaraan langsung masuk ke carport di belakang rumah. Strategi ini memungkinkan fasad utama terbebas dari dominasi visual kendaraan.