Tim Arsitek: Jiwangga Putra Diaksa. Fotografer: Andreas Widi, Jiwangga Putra Diaksa Hide ListExpand List
Grand Villa 3.0, sebuah villa yang dibangun di atas lahan seluas 64 m2 di kawasan wisata Gunungkidul. Memiliki 3 kamar tidur dan 4 kamar mandi, bangunan seluas 72 m2 ini mampu menampung 11 tamu dengan nyaman berkat desain interiornya yang multifungsi. Beberapa tata letak desain yang tidak biasa seperti pada TV di atas tangga, atau ruang sudut dengan tempat tidur tersembunyi, akan ditemukan di villa ini. Lahan yang sempit menjadi tantangan untuk membuat villa compact yang memungkinkan banyak sinar matahari menembus ke dalam rumah, memiliki ventilasi silang yang baik dan pola ruang yang menarik, namun tetap menjaga privasi tamu. Tantangan tersebut dijawab dengan memainkan massa bangunan dan bukaan. Massa bagian depan dibuat miring untuk menghindari sinar matahari langsung dan lebih estetis. Hal ini juga berfungsi agar ruangan memiliki pemandangan ke arah area homestay.
Arsitek menggunakan warna dominan putih dan meninggikan langit-langit hingga ketinggian maksimal yang mendukung kesan lapang. Beberapa warna dan tekstur alami dipilih sebagai sentuhan akhir pada furnitur dan pintu yang dilukis oleh seniman lokal. Hasilnya adalah ruang yang cerah dan cair, yang menampilkan cahaya alami dan kekayaan tekstur dan kontras dengan nuansa Gunungkidul.
Grand Villa 3.0
Hide ListExpand List
Grand Villa 3.0, sebuah villa yang dibangun di atas lahan seluas 64 m2 di kawasan wisata Gunungkidul. Memiliki 3 kamar tidur dan 4 kamar mandi, bangunan seluas 72 m2 ini mampu menampung 11 tamu dengan nyaman berkat desain interiornya yang multifungsi. Beberapa tata letak desain yang tidak biasa seperti pada TV di atas tangga, atau ruang sudut dengan tempat tidur tersembunyi, akan ditemukan di villa ini. Lahan yang sempit menjadi tantangan untuk membuat villa compact yang memungkinkan banyak sinar matahari menembus ke dalam rumah, memiliki ventilasi silang yang baik dan pola ruang yang menarik, namun tetap menjaga privasi tamu. Tantangan tersebut dijawab dengan memainkan massa bangunan dan bukaan. Massa bagian depan dibuat miring untuk menghindari sinar matahari langsung dan lebih estetis. Hal ini juga berfungsi agar ruangan memiliki pemandangan ke arah area homestay.
Arsitek menggunakan warna dominan putih dan meninggikan langit-langit hingga ketinggian maksimal yang mendukung kesan lapang. Beberapa warna dan tekstur alami dipilih sebagai sentuhan akhir pada furnitur dan pintu yang dilukis oleh seniman lokal. Hasilnya adalah ruang yang cerah dan cair, yang menampilkan cahaya alami dan kekayaan tekstur dan kontras dengan nuansa Gunungkidul.